Sabtu, 17 Desember 2011

Yamaha Jupiter-Z, Menang Karena Main Dukun?


Jupiter-Z yang digeber Dani Tilil ini sudah mengusung mesin 230cc. Disegani lawan bahkan digosipin main magic. Karena korekan Robby Krisbiyanto yang karib disapa Robby Bontot dari Bontot Jaya Motor (BJM) ini kerap menang.

Bahkan dulu dikabarkan Suzuki Shogun 110 garapan Bontot tidak ada lawan dibilang pakai jampi-jampi. Dan sekarang, begitu Jupiter-Z ini langganan menang pun dibilang lantaran Dani Tilil pakai rompi dari ‘mbah dukun’. Edan kan?

Oh iya, kapasitas silinder melonjak jadi 230cc itu didapat dengan menaikkan stroke. Agar didapat stroke yang ekstrem, harus menggunakan setang piston mesin 2-tak. Alasannya karena conecting rod 2-tak punya big end kecil.

Sehingga dengan kecilnya big end, pin kruk as bisa digeser jauh posisinya. Untuk itu menggunakan setang piston RX-Z. Posisi pin geser 6mm, otomatis kenaikan stroke jadi 12mm.

Selain naik stroke, untuk meningkatkan kapasitas silinder ditempuh dengan cara bore up. Untuk bore atau diameter piston besar, pasang piston Honda Tiger 2000 oversize 300 dengan diameter 66,5mm.

Dengan begitu, kapasitas silinder bisa dihitung. Stroke standar 54mm naik 12mm, jadinya stroke total 66mm. Menguntungkan karena kondisi bore x stroke berakibat hampir square. Yaitu 66,5 x 66mm. Akhirnya kapasitas silinder jadi 229cc, kalau digenapkan, ya jadi 230cc.

Selain itu ditunjang karakter kem yang dipercaya lebih tangguh mulai dari rpm bawah hingga jarak 500 meter atau pada saat gigi top- speed. Makanya tidak ada jeda ataupun hilang tenaga ketika proses pindah gigi. Bentuknya mengarah ke bentuk profil bubungan yang lebih kurus juga tinggi.

“Lalu beda profil kem jarak 500 dengan 800 meter adalah di tinggi kem standar sama-sama dibikin naik 2mm alias tambah daging. Cuma untuk lebar pinggang, buat jarak 500 meter dibikin agak kurus dari standar. Kalau awalnya 26/21mm, kini dibikin jadi 28/17,5mm diukur pakai sigmat,” lanjut Robby.

"Jujur ini tantangan berat buat saya, karena baru pertama bikin mesin untuk trek pendek. Namun terbukti ubahan mesin untuk jarak 500 meter lebih sulit dibanding buat trek 800 meter ke atas, terutama soal setingannya. Saya pun sampai pusing untuk mendapatkan hasil maksimal lantaran fokus pada ubahan profil kem ini,” imbuh Bontot.

Untuk suplai gas bakar menggunakan karbu Suzuki Shogun Axelo 125 reamer 26mm dengan setingan spuyer 25/112,5. Maksimal diledakkan api busi yang diatur CDI standar Yamaha Crypton di ruang bakar yang pasang rasio kompresi 13,7 : 1.

“Tenaga sebesar itu, kini mesin dipercaya mampu memutar roda belakang yang tetap pasang rasio standar dengan final gir setingan 17/25. Itu khusus setingan buat jarak trek pendek atau 500 meter, lho,” ingat Robby.

Hasilnya seng ada lawan dan katanya memang terbukti. Sebab di pertengahan bulan puasa lalu, motor Jupiter-Z mengkalahkan rival terberat yang cukup disegani di seputaran Jakarta. Menurut Robby, saat itu motornya berjarak setengah tiang lebih di depan motor rivalnya yang bermerek sejenis.

Sayangnya setelah jadi jawara, tunggangan ini vakum dari dunia gemerlap eh, dunia malam lantaran tidak ada lagi lawan berat. "Katanya sih waktu itu ada yang mau ngebal atau main ulang setelah Lebaran. 

Tapi, sampai sekarang kabar yang ditungggu tidak sampai terdengar. Makanya sekarang lagi ngangur nih motor,” papar mekanik bermarkas di Jl. Amal No. 37, Pondok Bambu, Jakarta Timur.

Kini biar Jupiter-Z dapat lawan kembali, dia mengaku pasrah jika ditanya aturan yang kabarnya merepotkan dirinya jika diajak taruhan. Tambah lagi sekarang ini tunggangan dan joki sama-sama digosipkan pakai dukun segala. 

"Biar sama-sama enak, bisa kok pilih atau atur waktu kapan bisanya. Biar fair dan tidak lagi dianggap tidak pakai jampi, rompinya bisa dilepas," serius Robby tanpa bermaksud sesumbar. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Camel 45/90-17
Ban belakang : Eat My dust 60/80-17
Sok belakang : Daytona D Ultimate
Knalpot : Custom
Koil : Mitsubishi
Segitiga : Posh Factory
 

Modif Yamaha Nouvo, 2003 (Jakarta)



Suka pacuan bergaya board tracker dan speedway, bikin Arthur Wullur modif abis Yamaha Nouvo miliknya. “Ini versi kecilnya deh,” ungkap modifikator yang punya workshop berlabel Violetta Rumble Team (VRT) Modified.

Nouvo yang bergenre skubek, kini berganti layaknya pacuan sport. Tapi soal engine, tetap matik. Rangka, semua dibuat ulang. 

Setidaknya, ada dua ukuran pipa yang dipakai. Center bone, pakai pipa seamless 2 inci. Sedang untuk bagian tangki dan jok, pria berambut panjang ini pilih pipa baja diameter 30mm.

Konsep simpel juga diaplikasi di Nouvo lansiran 2003 ini. Maka itu, peranti seperti CDI, kiprok dan bendik starter disembunyikan di tangki sisi kiri. Jadi, tangki yang dibuat dari pelat besi 0,8mm ini hanya berfungsi sebagai wadah BBM di sisi kanan aja. 

“Motor ini juga didedikasikan untuk putri saya. Yaitu, Violetta Evrosina,” pesan Arthur    (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : IRC 70/90-14
Ban belakang : IRC 80/90-14
Setang : Uno (MTB)
Karburator : Keihin PE 24
VRT Modified : (021) 995-34907

Suzuki Satria 120, Sekarang Susah Cari Lawan!

Suzuki Satria 120 milik Alief Zulkarnaen ini, sulit cari lawan juga. Apalagi, cari lawan setimpal alias pacuan dari tipe yang sama. Tentu buat main di trek lurus malam hari. Katanya berkat ramuan rasio kompresi Satria lansiran 2001 ini bermain di angka 8,2 : 1!

“Mungkin karena sering lawan motor sport seperti Ninja dan RX-King, akhirnya jadi susah cari lawan. Minder kali ya,” ujar Ocha, panggilan akrab Alief. Selain itu, mungkin karena ada nama besar salah satu mekanik ternama dibalik layar.

Yup! Pacuan yang aplikasi kelir krom ini diracik Hardi yang punya nama besar di dunia balap tanah air. “Sebenarnya kalau dibilang istimewa, gak ada yang istimewa. Magnet aja masih standar kok,” aku tunner karib disapa Kampret itu.

Soal kompresi yang main di 8,2 : 1, itu tercipta karena aplikasi piston Suzuki RGR oversize 150. So, kini liner Satria dijejali penggebuk ruang bakar diameter 61,5 mm. Tapi, karena posisi pen piston RGR lebih tinggi, paking blok pakai bahan aluminium tebal 3 mm. Jadi, tak resiko piston bakal mentok kepala silinder.

Untuk mencapai kompresi yang diinginkan, kepala silinder ikut dipapas 3 mm. Lalu, kemiringan squish dibuat jadi 10ยบ dan lebarnya 13,5 mm. Lewat kompresi dan squish yang lebar ini, power motor pun keluar sejak putaran bawah atawa start.
Kompresi segitu juga didapat dari silinder blok ikut disentuh tangan dingin Kampret. Tinggi lubang exhaust yang menjadi penentu korekan di pacuan dua nada, dibuat jadi 25 mm. Sedang lebarnya dipatok 38 mm. Hasil papasan bor tunner pun seakan membentuk kipas.

Selain lubang exhaust, lubang transfer juga ikut diperbesar. “Tapi, diperbesar karena pakai reed valve Yamaha RX-Z. Jadi, besarnya lubang harus mengikuti,” alasan mekanik dua zaman ini.

Alasan lain pakai katup buluh RX-Z, karena tak terlalu keras layaknya V-Force. So, lubang intake dipapas 3 mm agar masuk sempurna. Ya, sisi kanan 1,5 mm dan sisi kiri 1,5 mm.

Dukungan pengapian juga tergolong biasa saja. Selain magnet yang standar, koil pun hanya aplikasi milik Yamaha YZ125. Lalu, CDI aplikasi Kawasaki Ninja 150. "Pernah coba entengin magnet dan balancer, torsi hilang," tutup Kampret.

Nah, sekarang sudah dibuka nih rahasia dapur pacu Satria yang dipacu Danny di trek 500 meter. Kalau ada yang ingin ‘ngelamar’, Ocha pun siap menerima.

Ada yang minat? 

Dari 800 Meter Jadi 500 Meter
Jika sebelumnya main di 800 meter, kini Suzuki Satria 120R ini ikuti panjang trek yang sedang digemari pemacu balap lurus malam hari. Yaitu, 500 meter.

Ubahan rasio juga hanya bermain di gigi I dan IV. Buat gigi I, pakai kombinasi 13/28 mata dan gigi IV di 23/20 mata. Malah menurut Kampret, lebih enak lagi kalau pakai Satria yang 5 Speed.

Karburator ikut menyesuaikan. Jika sebelumnya pakai Keihin PWK28, kini Mikuni TM28. “Ketika pakai PWK, power kurang keluar. Tapi, setelah pakai TM, terasa jauh lebih enak. Mungkin karena venturi lebih besar,” kata Kampret yang enggak bisa terbang itu. He..he..he...    (motorplus-online.com)

 DATA MODIFIKASI
Ban depan : Eat My Dust 45/90-17
Ban belakang : Eat My Dust 60/80-17
Knalpot : Custom by Bokir    
Stabilizer : Kitaco
Ocha : (021) 950-30381

Yamaha Mio, Standaran Belum Pernah Putus



Yamaha Mio milik Ipunx Motor, katanya belum pernah putus. Putus artinya belum pernah terkalahkan di kelas standaran wilayah Tangerang. Hebat ya? Katanya lagi, karena menggunakan teori lubang isap D type.

Padahal D type biasa dipakai di lubang buang. Maksudknya untuk menghindari terjadinya turbulensi gas buang. Tapi, oleh Ipunx Motor malah diaplikasi di lubang isap. Kok bisa ya?

Lubang isap dibuat seperti huruf D. Bagian yang melengkung posisinya menghadap blok silinder. Sementara bagian yang lurus menghadap tutup klep. Lebih jelas silakan lihat gambar. 

Besar lubang isap jadi susah dilakukan pengukuran. “Pokoknya sekitar 28 mm,” jelas Ipunx Purnomo, mekanik Ipunx Motor yang markasnya masih di rumah saja. 

Ukuran lubang in 28 mm,  kata Ipunk  berdasarkan pertimbangan. Pernah dibuat lebih besar. Tapi, malah tidak mau lari di rpm atas. “Meski trek yang dilalui hanya 500 meteran, tetap saja power atasnya diam,” jelas Ipunx.   

Menggunakan lubang isap 28 mm juga berdasarkan pertimbangan penggunaan klep EE5. Katup isap dibuat 34 mm, sementara buangnya jadi 30 mm.  

Sedangkan ruang bakarnya diseting membentuk dome. Rasio kompresinya dibikin cukup rendah. “Bermain di angka 12 : 1,” jelas Ipunx yang pengukuran kompresinya dilakukan oleh   temannya itu.

Kompresi itu didapat dari penggunaan seher 69 mm. Sementara stroke atau langkah piston naik 6 mm dari standar. Berarti stroke sekarang jadi  63,9 mm.

Jadinya kapasitas silinder lumayan besar. Mencapai 238,8 mm, kalau digenapkan jadi 240 cc. Namun paking blok masih selembar kertas. Namanya juga kelas standaran.

Tapi, di Tangerang walaupun kelas standaran membebaskan karburator dan knalpot. Makanya Ipunx menggunakan Keihin PE 28 yang direamer jadi 30 mm. Tinggal pasang karena beli jadi buatan Thailand. 
Begitupun knalpot,  aplikasi dari Kawahara khusus drag. “Tipenya K1,” jelas Ipunx dari Taman Cibodas, Tangerang itu.

Satu lagi yang dibebaskan. Yaitu boleh menggunakan CDI racing. Ipunx pilih buatan BRT tipe Dualband kalau dipakai trek 500 meteran.

Seher Forging

Pilihan seher diameter besar, sudah pasti Hi Speed Thailand banyak menyediakan. Variasi ukurannya juga lumayan banyak. Bukan hanya ukuran diameternya, tapi juga ukuran lubang pen sehernya.

Khusus di Yamaha Mio Ipunx Motor, menggunakan diameter 69 mm. Pen sehernya dipilih yang berukuran 15 mm. Supaya bisa langsung klop dengan lubang setang seher yang masih standar Mio.  

Katanya seher buatan Hi Speed ini masuk kategori forged piston. Sehingga lebih kuat tapi juga ringan. Pas dengan karakter motor balap yang butuh part serba enteng. Namun harga di pasaran lumayan tinggi. Mencapai satu juta rupiah lebih. 

Khusus untuk Mio Ipunx Motor, pinggir seher dibubut ulang. Supaya tidak mentok kepala silinder. Juga dibuatkan coakan untuk alur klep. Supaya tidak saling bertabrakan.  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Pilot/main-jet : 45/130
Roller : 10 gram Kawahara
Kampas CVT: Kawahara
Rasio: 16/40
Motor starter: Koso



Yamaha Jupiter-Z, Seher Kuat dan Ringan




Eko Chodox mempu juara 3 di kelas 130 cc. Tepatnya pada Mizzle Super Drag Bike Competition yang dipentas dua minggu lalu di Sleman, Jogja. Yamaha Jupiter-Z yang digebernya mampu tembus 8,44 detik. Rahasianya menggunakan seher Daytona.

Piston buatan Daytona ini memang sedang naik daun. Bahkan paling duluan banyak dipakai di road race. “Untuk turun di kelas 130 cc, dipilih menggunakan diameter 55,25 mm,” buka Yusron sang mekanik.

Katanya termasuk jenis piston forged. Sehingga lebih ringan namun kuat. Apalagi badan seher cukup kecil. Sehingga bidang kontak dengan dinding liner jadi sedikit. Otomatis gesekan juga semakin kecil. Membuat power mesin tidak banyak terbuang.

Menurut Yusron, piston ini juga didukung material yang bagus. “Enggak ada yang keropos,” jelas Yusron yang malamnya balap di Tasik, besok di Sleman. Makanya catatan waktunya kurang bagus. Kecapean jokinya.

Padahal Jupiter ini pernah mencatat rekor 8,20 detik. Ketika balapan di Manahan, Solo. Hasilnya juara ke-1.

Kembali ngomong seher yang dibanderol Rp 250 ribuan itu. Harus diperhatikan ring seher bawaannya. Menurut Yusron kurang bagus. “Supaya maksimal dianjurkan gunakan ring merek Riken yang dibeli di pasaran” jelas mekanik yang bicara dengan logat Jowo ini.

Kepala seher juga harus diatur ulang. Supaya rasio kompresi 12,6 : 1 yang dimau bisa tercapai. Caranya dipapas sekalian dibuatkan coakan untuk tonjokan klep. “Supaya aman, pinggir seher dibuat mendem di blok silinder 0,6 mm,” jelas mekanik dari Jl. Raya Tajem No. 64, Sleman, Jogja itu.
Menggunakan klep isap 28 mm dan buang 24 mm diambil dari Honda Sonic. Panjang batang katup dari bos klep 32 mm. Supaya per klep Jepang ketika dipasang tidak terlalu keras. Tidak banyak mengurangi tenaga motor karena gesekan kem dan pelatuk.

Selain itu, rasio dan final gir disesuaikan. Lihat data modif!

Karbu Reamer

Untuk suplai gas bakar, Yusron pilih menggunakan karburator Keihin PE 28. Aslinya diameter venturi hanya 28 mm. Oleh Yusron pilih yang reameran 32,5 mm. Karakter karbu PE 28 memang bagus di rpm bawah. Tidak mudah ngok, sehingga enak untuk akselerasi.

Selain direamer, sudah pasti spuyer juga diatur ulang. Mengikuti cuaca dan kondisi sirkuit. Apalagi selain main siang, kadang main malam juga.

Sebelum pasang karbu besar, korekan di kepala silinder dimainkan. Squish dibuat 9 derajat. Untuk lubang isap dibuat 25,8 mm. Sementara lubang buangnya disamakan dengan diameter payung klepnya yang 24 mm. Pas dipadukan dengan knalpot R9. (motorplus-online.com)

Yamaha Mio, Penyabet Hadiah Mobil



Ini dia Yamaha Mio geberan M. Ramzi yang jawara kelas matic tune up s/d 200 cc. Tepatnya pada seri Day Battle Pertamina Enduro-Pertamax-Corsa-Dragbike garapan Trendypromo Mandira. Finalnya minggu lalu di Kemayoran. 

Yamaha Mio ini juga pernah ditulis MOTOR Plus ketika juara 1 di seri 1 Tasikmalaya pada 27 Pebruari lalu. Tapi, menurut Tomo yang bos Tomo Speed Shop itu, kini sudah berubah. Bahkan sudah menggunakan spek baru yang juga diambil dari Thailand.

Untuk seher, menggunakan ukuran 63,5 mm. Sepintas, seher ini dari ukuran dan bentuknya daimbil dari Honda CBR 150R asli. Terlihat dari 4 coakan untuk alur klep di kepala seher.

Namun diatur ulang dibuatkan coakan baru. Karena di Mio hanya 2 klep. Juga pinggir kepala seher dibuat miring. Supaya tidak mentok kepala silinder. 

Pinggir seher sengaja dibuat rata dengan blok. Supaya menghasilkan power yang maksimal. “Namun supaya tidak mentok head, diganjal paking dari pelat tembaga setebal 0,5 mm,” jelas Tomo yang bermarkasi di Bendungan Jago Raya, Kemayoran, Jakarta Pusat itu.

Kondisi seperti ini memang halal dipakai di drag bike. Kalau dipakai road race atau harian, bakal tidak tahan. Atau bisa bahaya karena paking bisa ambles dan tabrakan antara seher dan head.

Selain sudah bore up, MOTOR Plus juga melakukan pengukuran stroke atau langkah seher. Kini stroke terakhir sudah 63 mm. Bukan didapat dari penggunaan pen stroke. Tapi, posisi big end digeser keluar. 

Kini artinya stroke sudah naik 5,1 mm dari standarnya. Namun blok silinder tidak dilengkapi paking tebal. Masih menggunakan gasket standarnya. Jadi, kalau dilihat dari luar tampak seperti mesin yang masih standaran.

Bisa tanpa paking tebal karena penggunaan seher CBR 150R yang pendek itu. Teknik ini sudah banyak dipakai mekanik liaran untuk main di kelas standaran.

Nah, dari sana bisa disimpulkan. Seher aplikasi 63,5 mm. Sedangkan stroke akhir sudah 63 mm. Jadinya kapasitas silinder bisa ketahuan. Yaitu mencapai 199, 4 cc. Itu kalau stroke 63 mm pas. Tapi, kalau stroke 63,5 mm jadinya 200,99 cc. Wah?
Lubang Porting Oval

Selain melakukan pengukuran jeroan dapur pacu, MOTOR Plus juga melakukan pengukuran lubang porting. Hasil korekan mekanik Thailand itu teranyata bentuknya tidak bulat. Makanya diameternya tidak bisa dikur. 

Tapi, bisa diakali mengukurnya. Yaitu diukur dua kali. Lubang isap dari bagian terlebar dulu. Yaitu mencapai 28 mm. Sementara bagian yang sempitnya hanya 24 mm. 

Begitupun untuk lubang buang. Pengukuran dilakukan dua kalin juga. Bagian yang terlebar 25 mm. Sementara yang sempitnya hanya 23 mm. 

Angka-angka ukuran lubang porting itu didapat dari penggunaan klep yang sudah lebar. Klep isap digunakan yang berukuran 31 mm. Sementara klep buangnya 26 mm.

Kalau kita analisa, perbandingan klep isap dan buang bukan seperti klep EE. Tapi, sengaja bikin klep sendiri hasil dari modifikasi klep lebar.

Bentuk ruang bakar juga dibikin dome. Namun kompresinya sayang, Tomo tidak melakukan pengukuran. (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Rumah puli : Fino
Roller : LHK 10 gram
Kampas CVT : Hi Speed 
Rasio : 15/41
Per CVT     : Standar 



Yamaha Vega, Setingan Ala Road Race



Yamaha Vega oranye ini kencang bermain di trek lurus 201 meter kelas bebek s/d 130 cc 4-tak tune up. Catatan waktu yang diraih dari tiga joki berbeda (Hendra Kecil, Eko Chodox dan Tony Chupank) selalu bermain di 8,2 detik. Ketika bermain di Pertamina Enduro Pertamax Corsa Dragbike Championship 2011 dua minggu lalu di Kemayoran, Jakarta Pusat. Hendra kecil juara 1.

Tak lepas dari ramuan seting ala Jupiter di IP1 (IndoPrix) atau MP1 (MotoPrix) yang sentuh batasan 130 cc. Apalagi, di belakang layar terdapat salah satu mekanik kondang. Yaitu, Haris Sakti alias Mletis. “Ini proyek iseng. Kebetulan ada sedikit waktu,” ungkap pria punya workshop MBK2W di Jogja.

Tunner muda yang punya bakat ini, meracik Vega agar punya power dan torsi besar di putaran bawah. Seperti disebut di atas, seting yang diterapkan tak ubahnya engine buat road race.

"Bisa dibilang, hampir semua part diganti pakai milik Jupiter. Perbedaan paling signifikan ada di rasio,” beber tunner yang juga bergabung di tim Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya itu.

Perbandingan gigi rasio, dibuat lebih berat. Tujuannya, buat mencegah power liar ketika start. Untuk gigi I, main di 14/34 mata. Gigi II, 16/28 mata. Gigi III, tetap pakai standar Jupiter. Yaitu, 21/29 mata. Sedang gigi IV, pilih kombinasi 23/26 agar napas bisa habis sebelum garis finish.

Tapi, belum lengkap rasanya kalau belum bicara dapur pacu! Karena selain rasio, engine juga penentu kemenangan. Mletis andakan piston Daytona diameter 55,25 mm dikombinasi stoke 54 mm. Hasilnya, isi silinder keseluruhan bermain di 129, 1 mm.
Tinggi dome piston dibuat jadi 3 mm. Itu karena head silinder tak terlalu dipapas habis. Ya, cuma 0,7 mm. Akibatnya, perbandingan kompresi yang tercipta melonjak hingga 13,8 : 1. Tentunya, kudu pakai bensol tuh.

Untuk mengejar power bawah agar mampu melesat cepat, magnet Jupiter dipangkas bobotnya hingga tersisa 500 gram. Begitu juga untuk balancernya, bobotnya dibuat sama.

Itu untuk putaran bawah! Tapi, buat kejar putaran atas, tunner yang sukses di dunia road race ini bermain di bagian klep. Pakai klep Honda Sonic, bukan diameter yang dikejar. Melainkan, bobot klep.

Klep isap yang 28 mm, dipangkas bobotnya hingga berkurang 6 gram. Sedang klep buat yang 24 mm, bobotnya dipangkas 4 gram. “Pencapain rpm bisa lebih cepat. Selain itu, bisa pakai per lebih empuk dan bikin kem awet,” kata Mletis sembari bilang durasi kem main di 272ยบ-274ยบ. LSA, sekitar 103ยบ.

Melengkapi kombinasi klep ringan, sengaja tak pilih Mikuni TM 28 mm. Tapi lebih andalkan Keihin PWK 28 mm. “Kotak terlalu spontan. Karena rpm bawah sudah didapat dari part lain. Sedang PWK cenderung main di putaran atas,” tutup pria kelahiran Jogja 1986 itu.

Main-jet dan pilot-jet, diseting agak basah. Yaitu, 118/ 65. Lewat semua seting yang diterapkan, kombinasi final gir 13/31 mata mampu melesatkan Vega ini terus menjadi juara tercepat!  (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Ban depan : Eat My Dust 45/80-17
Ban belakang : Eat My Dust 45/90-17
CDI : Rextor Pro Drag
Karburator : Keihin PWK28 mm
Setang : SPS Racing

Kamis, 15 Desember 2011

Yamaha Mio Soul ’10 Tarakan: CUTE GIRLY MODIFY




Yamaha Mio Soul ’10 Tarakan: CUTE GIRLY MODIFY


So cute, melirik aksi yang dilakoni si imut Tini emang bikin gemes. Perhatikan aja sosok Mio Soul gress-nya, cute banget dengan dandanan modif girly style yang kental dengan dominasi warna pink berkombo resik bareng warna putih.

“Pengen aja negasin identitas kalo yang punya nih Mio adalah lady bikernya kota Tarakan,” sambut Kartini modilover yang stay di Jl.Ranggaina RT 41 no.16 Karang Anyar Tarakan Kal-Tim.

Pengen all out berdandan girly, seluruh sektor Mio ini nggak luput dari sasaran modif kreatifnya. Dibantu tim kreatif Sinar Mulia Modifikasi dari Jl.Jend.Sudirman 15 Tarakan, baik kaki-kaki maupun penampilan bodi ditaburi aksi modif.

Pasangan lingkar kakinya dicangkoki pelek almu palang. “Nggak semata palang biasa, aku pilih profil U-Shape berlapis krom biar aura glamornya kelihatan,” tegas mahasiswi STIE Tarakan di Gunung Amal Tarakan.

Mengimbanginya, selingkar piringan cakram lebar ikut dipasang di lingkar pelek depannya. “Karenanya aku musti menambahkan braket plat bikinan dewe biar bisa klop sama kaliper 4 pistonnya,” imbuh dedengkot klub Fixion Association Tarakan yang menggagahi bottom serta monosoknya bareng produk Gajah Putih.

Merambah bodi, nggak hanya melabur warna two tone brilliant pink ‘n white, konsep retro fashion ditegaskannya bareng pemancangan windshield dan utility boks di buritannya.

“Yang kudu diperhatikan adalah kekuatan konstruksi pemasangannya mengingat baik wind shield maupun utility boksnya akan mendapat beban berat apalagi saat Mio ini aku ajak jalan kenceng ‘n turing,” imbuh penyuka boneka Hello Kitty ini. tito/adt

Spek Modif
FORK : 7 Speed, DISC DPN : TDR, KALIPER : Brembo, MONOSOK : Yoshimura, VELG : Power, KNALPOT : Yoshimura T2 Silent, FOOT STEP : Bungbon, CAT/CLEAR : Spies Hecker, TOTAL : Rp.1,25 Juta, MODIFIKATOR :  Sinar Mulia Modifikasi, Jl.Jend.Sudirman 15 Tarakan (08125421680/081703081001)

Yamaha Mio’ 07 Kebumen: FASHION-MANIA


Yamaha Mio’ 07 Kebumen: FASHION-MANIA
Yamaha Mio’ 07 Kebumen: FASHION-MANIA
Satu tujuan hati Flury Cahya, singkat disapa Flury atas modifikasi yang dilakoni adalah ingin tampil di event kontes dan dapat beroleh juara. Makin oke, support sang pendamping hati, Hery memberi semangat tersendiri.
Maklum, hubungan asmara yang terjalin dipastikan memberi dampak psikologis. “Kebetulan kita juga satu pandangan. Jadi semua menjadi lebih gampang,“ tukas Flury, mahasiswi kebidanan STIKES Muhammadiyah Gombong.

Sesuai aturan main matic-fashion, sah-sah saja dilakukan rombakan bodykit dalam konteks minimalis. “Perubahan terletak pada lampu depan yang mengaplikasi milik Mio Soul, spatbor custom, body tengah yang dijejali berbagai indikator dan penggunaan lampu belakang milik CBR.

Jadi terlihat lebih sporty,“ bangga Hery, menegaskan belum lama ini beroleh podium jawara matic-fashion dalam tajuk event Cilacap Party Break 2010 beberapa waktu lalu.

Selain sentuhan cat dan kombinasi hiasan lampu-lampu mini, juga kehadiran akrilik pada berbagai area memberi nilai lebih tersendiri. Termasuk juga kinerja sok belakang yang diubah posisinya di tengah model unitrek mengandalkan perangkat milik Satria.

So, tidak konvensional lagi diatas CVT. Tidak ketinggalan, ciri ban tipis dan velg R 17 yang notabene mengacu pada konsep dragstyle. Kalo begini, mudah-mudahan pasangan Heri-Flury makin mesra dan awet saja. ogy

SPEK MODIF : 
SOK BELAKANG : Satria, BAN DEPAN : FDR 60/80-17, BAN BELAKANG : FDR 80/80-17, VELG : Sprint, KALIPER DEPAN : Supra, DISC DEPAN : Marzzoci (double), CAKRAM BELAKANG : Ninja, GRIP GAS : YMAC, KABEL REM : TDR, OIL COOLER : Posh, STABILISER SETANG : Laitona, KNALPOT : Password, BENGKEL CAT & FIBER : K-CAU Magelang, MODIFIKATOR : Dinar Motor, Jl. Karang Bolong Km.3 Gombong atau HP : 0878 3768 8181.

Yamah MIO ’06 Jepara: HOT ROD NGEDRAG





Yamah MIO ’06  Jepara: HOT ROD NGEDRAG








Aliran modifikasi matik bergaya hot rod ternyata sah-sah juga lho mengaplikasi gaya ngedrag, mau tau ?. Nih Nazir Custom Matic from kudus pencetusnya. 

”Awalnya sih bosan aja ngelihat modif matik molor berban extra guede yang selalu berkiblat pada style low rider ataupun chopper,” buka Nazir, big bos NCM Kudus yang diamini Bima Aditya selaku empunya Mio jebolan ’07. 

Agar tampilannya sedikit terdongkrak, perdana totalitas cover bodinya ditelanjangin dan digantikan baju milik mio Soul komplit berikut jok dan head lampnya. Mengejar tampilan ngedrag stang robocop wajib dibuat merunduk serta didukung pula pemasangan indicator kecepatan berlabel Auto Gauge.

Tak mau dibilang nanggung Bima juga mendaulat Nazir untuk ngelabur total bodinya pakai warna putih tulang Danagloss. “Menambah kesan wet look proses pelapisan pernis dilakukan sebanyak 3 kali yang menggunakan bahan Blinken,” tuturnya.

Terakhir sektor kaki-kaki direfresh ulang serta dimolorin 15cm yang menggunakan breket hand made dari pipa besi tebal jadi makin terjamin deh kekuatannya,untuk kedua peleknya masih cukup ngandalin part ori bawaan pabrik Cuma merubah warna hitam dof ke titanium yang keduanya dibungkus karet FDR. | andre 

SPEK MODIF:
Ban dpn /blk : FDR Racing 80/90-14  /  120/70-14; Sok dpn/blk : RCY / Mokini; Cat /clear: Danagloss / Blinken; Stang: Robocop; Jok: Mio Soul; Bodi set: Mio Soul; Tachometer: Auto Gauge; Modifikator: NCC kudus colo km 5 (Depan Shoroom KTM) Hp.08122902975


HARGA ASESO:
SOK RCY: Rp 300 ribu; STANG ROBOCOP: Rp 500-700 ribu; TACHO AUTO GAUGE: Rp 200-300 ribu

* Harga bisa tidak sama antara toko, kota, dan penjual

Yamaha Vega R'05 Sidoarjo: ICON PEMULA MODIF


Yamaha Vega R'05 Sidoarjo: ICON PEMULA MODIF
Bukan besar kepala lho, Surabaya city dan sekitarnya menjadi icon modify terhebat se-nusantara, apalagi yang bermain di ranah pemula dan funky bike. Kota pahlawan tetap jadi rujukan nomor satu soal ini.

FX Galih Rosario pun menyadarinya. Nggak heran, penggemar berat modifikasi ini pun seringkali menampilkan modif-modif keren di koran tercinta ini. Tak hanya dengan satu merek sepeda motor, tapi dengan banyak merek, salah satunya Yamaha Vega satu ini.

Sejatinya, Galih Rosario memang maniak berat dengan merek satu ini. Karena itulah, modify pemula bike pun dilakoni dengan senang hati.

Menyimak aura dan trend untuk pemula modify, Galih tetap memastikan JDM tetap yang terbaik. Pasalnya, tampang motor jika diberikan gaya JDM bakalan gaul dan keren. Tak hanya itu, biaya modifnya pun lebih murah dari model-model lain. "Yang jelas, kudu punya tema dan sebisa mungkin memaksimalkan variasi yang pas," bilangnya.

Tak banyak pemikiran njlimet, warna putih disodorkan ke Gaok sebagai platform JDM Style. Tentu saja, warna putih polosan akan monoton jika tanpa penambahan part lain. Akhirnya dipilih cutting stiker minimalis khas JDM Racing. Tidak banyak stiker yang ditempel, eleganitas tinggi tapi tetap nggak mengurangi kesan racing.

Khusus part kaki, variasi terbaik dijejalkan, termasuk tabung sok depan, cakram model wave diameter besar serta komponen lain. Yang pasti, padu padan warnanya dibuat gelap, agar kontras dengan bodi yang dilebur warna putih bersih. | pun/cand

SPEK MODIF:
SOK DPN ; X-Speed, CAKRAM DPN ; PSM, MASTER/KALIPER : Brembo 4 piston, SWING ARM ; Supetrack, SOK BLK : Ducat, CAKRAM BLK : Satria FU, MASTER/KALIPER : Brembo, PELEK DPN/BLK : Venom 180-215/17, BAN DPN/BLK : Mizzle 50/90-17 & 60/80-17, KNALPOT : AHRS, FOOTPEG : Posh, FILTER : TDR, EPOXY/ CAT/CLEAR : Sikkens, TEMA/EFEK ; JDM/Mutiara, BRUSHER : Gaok Airbrush, MODIFIKATOR : F-1 Motor - Jl. Letjen Suprapto Tropodo Sidoarjo, BIAYA CAT : RP 600 ribu, BIAYA MODIF TOTAL : Rp 2 jutaan, LAMA MODIF : 3 bulanan.

HARGA ASESO:
SOK X-SPEED: Rp 500 ribu; CAKRAM PSM: Rp 300-400 ribu; KALIPER BREMBO: Rp 400-500 ribu; SWINGARM SUPERTRACK: Rp 300-400 ribu ; PELEK VENOM: Rp 300-400 ribu
KNALPOT AHRS: Rp 200-300 ribu; FILTER TDR: Rp 50-125 ribu
* Harga bisa tidak sama antara toko, kota, dan penjual

Honda New Supra-X 125 08 Surabaya: MUGEN LOOK


Honda New Supra-X 125 08 Surabaya: MUGEN LOOK

Honda New Supra-X 125 08 Surabaya
Supra-X 125 08 Surabaya
Eki sang pemilik yang juga atlet panahan nasional tak mau ketinggalan dalam urusan modif, setelah terbius dengan tongkrongan bebek Honda yang dipajang di even HOCS di Royal Plaza, Surabaya bulan lalu.

Masalah taste, Eki pinginnya menganut konsep JDM. Sehubungan, terlalu ramainya logo dan part seperti ciri khas JDM, ia pun memilih alternatif yang selevel dengan JDM.
Didik modifikator from C-Dad Auto Design di kawasan Mletho, Surabaya yang dipasrahi modif langsung berinisiatif menganut aliran Mugen.

Warna kuningnya dipilih dari kuning Titanlux, dikombinasi grafis mengikuti kontur bodi NSX-125. Kesan grafis atraktif, sebab warna grafisnya kontras dengan dasaran. Ciri khas Mugen juga diperkuat tampilan duo tone warna velg yang diaplikasi dari Sprint Giga Disc profil 250-17 dan 300-17. Berbalut FDR 80/90-17 dan 90/80-17.

Pada kaki-kakinya dibuat jantan dengan tongkrongan lengan ayun variasi Moto-R spesial buat MX dan berganti model monosok yang diaplikasi dari MX-135 LC. Agar terlihat kekar dikelirnya dengan motif Teflon, sedang pada calter mesin Didik memilih cat motif coating silver gelap. Dan diakhiri pemakaian knalpot Yoshimura dan cakram belakang Satria-R 120 cc.| pid

SPEK MODIF:
Pelek : Sprint Giga Disc profil 250-17 dan 300-17., Ban: FDR 80/90-17 dan 90/80-17 ; Bahan cat: Titanlux ; Knalpot: Yoshimura; Monosok : Yamaha MX-135 LC; Lengan ayun: Moto-R; Cakram belakang : Suzuki Satria-R 120

HARGA ASESO:
SWINGARM MOTO-R: Rp 300 ribu; PELEK SPRINT: Rp Rp 500-700 ribu; BAN FDR: Rp 100-150 ribu; KNALPOT YOSHIMURA: Rp 200-300 ribu; MONOSOK MX: Rp 150-200 ribu; CAKRAM SATRIA KW: Rp 150-200 ribu

* Harga bisa tidak sama antara toko, kota, dan penjual


Honda Blade '09 Sidoarjo: EASIEST MODIFY


Tampil elegan berbasis motor sporty macam Blade paling mudah bergaya pemula JDM. Triknya cukup dengan warna kalem dan ubahan yang tidak terlalu banyak warna. Hadi Saputra pintar memadukan warna hingga kombinasasi detil modifikasinya klop tampil elegan sporty.

Kaki-kaki sudah terinstal sempurna baik tabung sok Posh hingga lengan ayun belakang dari Moto-R, “Agar nggak ketinggalan trend pelek aku pakai model hellaflush,” ujar pemilik alamat di Ds Bluru Kidul Sidoarjo ini. 
Honda Blade '09 Sidoarjo
Honda Blade '09 Sidoarjo

Pelek depan ukuran 185 dan 215 buat belakang ini dikawin ban ceking, klop abis. Namun yang bikin makin keren, warna dioplosnya sendiri. Warna coklat yang dicampur kuning emas candytone agar bisa mengeluarkan binaran emas nantinya ini disembur dengan dasaran epoxy silver.

Campuran warna candy lebih sedikit dari warna coklatnya, setelah kering lantas dilapis top coat ngedof hasilnya muncul warna emas titanium. Sedang sisi atas disembur warna biru laut yang kini makin ngetrend digaya JDM arek Suroboyoan.

Untuk motif stiker Hadi memilih tema stiker mobil remote control kesukaannya,”Motif Hpi Racing yang biasa dipakai mobil RC biar beda dari gaya JDM lainnya,” bangga Hadi yang menghabiskan waktu sebulan rombakan. | neo/tito/chand

SPEK MODIF:
SOK DPN: Posh, CAKRAM: Nissin, KALIPER: Nissin, SWINGARM: Moto-R, SOK BLK: YSS Racing, PELEK: U-Shape 185/80/17&215/80/17, BAN: IRC 60/80/17, OIL COOLER: Cool, KNALPOT: AHM Racing, FOOTSTEP: Posh, STABILISER: Laytona, FILTER: Koso, TACHO: Autogauge, MODIFIKATOR: WRM Modified Surabaya

HARGA ASESO:
SOK POSH: Rp 300 ribu; KALIPER NISSIN: Rp 400-500 ribu; SWINGARM POSH: Rp 400 ribu; SOK BLK YSS: Rp 300-500 ribu; PELEK U SHAPE: Rp Rp 500-600 ribu; KNALPOT AHM: Rp 200-300 ribu; STABILISER LAYTONA: Rp 150 ribu; FILTER KOSO KW: Rp 50 ribu

* Harga bisa tidak sama antara toko, kota, dan penjual


SUZUKI SHOGUN NR ’08 BALI: Jarang Jadi Disayang

SUZUKI SHOGUN NR ’08 BALI: Jarang Jadi Disayang








Spesies suzi Shogun baru ini terbilang lebih jarang disentuh modifikasi ketimbang wajah lamanya. Padahal bentuk bodinya yang fresh dengan lekuk yang kaku apik dibikin dengan warna cerah dan modern. 

Rena Dwi Suta melihatnya jadi sebuah tantangan, “Bagus juga kok kalo digaya ceper funky-look,” ujar penghuni Jl. Turi gg Beji no 1 Bali. 

Warna cerahnya hasil oplosan kelir tipe candytone. Sebelumnya dasaran dipakai warna silver agar hasilnya terang, selanjutnya warna candy kuning dilabur dengan tambahan gliter emas ukuran mikro agar hasil akhirnya makin berbinar bak emas. 

Terakhir tinggal disemprot top coat dari Blinken. Yang ngerjain Yudi Extreme dengan tambahan paduan bodi bronze ngedof di bagian bodi kulit jeruk, hasilnya lekuk bodi Shogun makin tampak dan enak dipandang. 

Giliran kaki-kaki diserahkan ke CMS di kawasan Kebon Kuri. Suspensi depan dan belakang ini dibikin celup, agar tampak beda kedua pelek diganti dengan ukuran lebar 225x17 milik Rossi. Selanjutnya mainan krom dipoles ke sekujur kaki-kakinya. Main funky ceper kini makin maksimal.  neo 

SPEK MODIF;
CAKRAM: HRP, SOK BLK: Yoshimura, PELE: Rossi 225/17, BAN: FDR Gensi 70/80x17, KNALPOT: Smash, CLEAR: Blinken, BRUSHER: Yudi Extreme Jl. Siulan, TOTAL: 5 juta, MODIFIKATOR: CMS jl. Kebon Kuri Bali.

YAMAHA JUPITER Z ’08 JEPARA: JEPARA LEBIH PUNYA TASTE



YAMAHA JUPITER Z ’08 JEPARA: JEPARA LEBIH PUNYA TASTE

YAMAHA JUPITER Z ’08 JEPARA: JEPARA LEBIH PUNYA TASTEPengambilan konsep gaya elegan dengan dipadu unsur keindahan emang udah jadi ciri trendsetter bebek funky yang layak diterapkan untuk jadi acuan modif. Begitu pula dengan Denis, doi ngebet banget adopsi gaya funky ke Yamaha Jupie rakitan 2008.

”Terpenting yaitu dua hal yang berpatokan pada pemakaian unsur cilong serta total daily use, pasti lebih punya taste tersendiri !” ungkap Denis.

Untuk mengejar konsep funky, Denis merekomendasikan total perngerjaannya ke Maken A-Team Custom yang buka padepokan di JL. Troso Jepara.

Perdana, seluruh baju kontan ditelanjangi untuk cover bodi buritan dan diguyur putih mutiara, agar nuansanya duo tone makin pas warna hijaupun ikutan disembur mengimbangi kuning kempling yang dipercantik pemakaian pinstrip stiker crom yang otomatis kian menegaskan temanya.

Makin menambah gengsi tersendiri, sektor kaki-kaki nggak luput pula kena ubahan. Dengan mengaplikasi sepasang pelek TNT 140/17 berlilitkan karet bundar Duro cepak. Untuk nambah safety dan style, perangkat ciet cakram depan doi pasang double yang dihuni piringan PSM, ciet buritan cukup menginstal punya Ninja yang  cukup mumpuni bareng peredam kejut monosok YSS.

Mengentalkan aura elegan, part asesoris terpasang rapi jali. Tengok tuh beberapa indikator menggantikan spidometer lawasnya diimbangi pula nongolnya oil cooler dengan mencoak cover samping. ”Terakhir biar tambah klop sektor under carriage aku kirim ke Cemerlang LIK Semarang buat dilapis cairan cilong krom,” tutup Denis puas. andre

SPEK MODIF
Pelek dpn/blk    :TNT 140-17;  Ban dpn/blk :Duro 60/60-17;  Cakram dpn/blk :PSM,F1ZR ; Cat/clear :spies heaker; Modifikator :MAKEN A-team Jl.Troso Pecangaan,Jepara Hp.081325557254

HONDA VARIO ’06 TARAKAN: Membelai Aspal

HONDA VARIO ’06 TARAKAN: Membelai Aspal
SPEK MODIF
Pelek : Aftermarket U Shape, BAN : FDR, MONOSOK : YSS Racing, MODIFIKATOR : Sinar Mulia Modifikasi, Jl.Jend.Sudirman Tarakan (08125421680)

Bicara soal modifikasi, H. Arham nggak mau banget kalah ngetrend sama modilover lainnya di kota Tarakan. Nggak heran jika sosok Varionya didesain unik bin nyeleneh. 

“Gimana nggak, tongkrongannya full funky berlemon yellow, tapi penampakan universalnya menyeper membelai aspal,” ujar pemilik KTP Jl.P.Antasari Marconi Tarakan KalTim.

Soal ide emang fresh datang dari pikiran H.Arham, namun soal realisasinya dipasrahkan pada punggawa Sinar Mulia Modifikasi di Jl.Jend. Sudirman yang mengawali aksi dengan restorasi desain bodi. Penampang bodi orsi langsung disempurnakan aplikasi body kit add on mulai dari side wings serta side skirt ala Japanese racing car. 

Setelah itu, langsung deh all out body setnya dilabur warna fresh lemon yellow. “Biar kuningnya beneran hidup, mesti pake warna dasar putih dulu baru ditumpuki kuning lemon,” imbuh pak haji. 

Biar konsep street racingnya makin nampak, beberapa sisi bodi ditempeli racikan cutting sticker berkonsep racing start flag yang diimbangi pembalutan ulang seaternya dengan warna lemon versus hitam.

Tiba juga giliran aksi ceperisasi. Soal penceperan sisi depan sih dilakoni seperti halnya pakem ceperisasi mengandalkan pencopotan per fork. Beda dengan buritan, pak haji malah membuat braket bawah monosok anyar dari baan plat 5 mm yang dikaitkan di dua titik baut engine calter CVT. 

“Karenanya nggak boleh terlalu banyak beban biar kaitan baut braketnya nggak jebol,” tutup pak haji seraya melapis krom all sisi under carriagenya. tito/adt 

Yamaha Mio Galmod Bojonegoro: Threesome Engine Stroke


Kalo di versi bebek super stroke dilakukan pencoakan pada swing arm super ekstrim tapi ini Matic mengenal engine stroke alias mesin maju kebalikan dari low rider. Ada trio Mio asal Bojonegoro yang menerapkan hal itu, dari satu klub Galmod (G
Yamaha Mio Galmod Bojonegoro: Threesome Engine Stroke
agal Modif).

“Matic juga nggak mau kalah dengan bebek super stroke lainnya,” seru Arifin pemilik Mio engine stroke ber-IBE. Teman lainnya Blu dan Nendra juga mengikutinya, nah ini trio Mio engine stroke beraksi.

Mio’08 Arifin Galmod
Matic milik Arifin ini selain engine stroke juga ber IBE, mesin CVT-nya dimajukan mirip dengan super stroke swing arm. “Aku harus coak dek depan agar head silinder tidak nyundul bodi,” jelas cowok yang pencinta ceper sejati asal kota ledre ini. Arifin harus memotong rangka aslinya dan membikin dudukan baru.

Engine stroke milik Arifin ini memajukan mesin sampai 10 cm hingga dudukan sok juga berubah. Alhasil doi membikin dudukan sok atas maju 5 cm dari aslinya, mirip Super stroke terlihat ruang kosong pada bagian sepatbor buritan.

Audio sendiri dirancang sendiri menggunakan box variasi TGP yang dilengkapi speaker dan dilengkapi card reader plus colokan usb sebagai pemutar audio lewat MP3. Arifin meletakkannya pada dek atas agar mudah operasionalnya. Tinggal finishing cat biru metalik dari Danagloss dan dilapis Blinken.

SPEK MODIF :
Pelek dpn-blkng : TDR oval 140x17; Ban dpn-blkng : Swallow 50/90x17; Sok blkng : YSS; Cat : Danagloss; Clear : Blinken

Mio ’07 Blu Galmod
Mio satu ini standar habis bahkan striping aslinya masih dipakai dan cuman ditutup oleh pelapis stiker transparan. Tapi yang istimewa pada engine stroke, mesin CVT-nya bisa maju menjebol dek pada bagian tengah. “Tampilan standar tapi dijalan beda sendiri,” ujar Blu, pemilik Mio bercatkan hijau bawaan pabrik ini.

Blu nggak banyak merubah modifikasinya total tapi mencoak dek tengah agar mesin CVT dari garpu tala pas di depan. Tinggal merubah dudukan sok atas agar lebih pas, hasilnya mirip model swing arm super stroke.

Gubahan lainnya tidak terlalu banyak, pelek masih ring 17 dibalut ban standar IRC. Cuman menambahkan cakram lebar 320 mm variasi model kembangan matahari sebagai pengereman utama. Lainnya hanya permainan stiker transparan pada lampu depan belakan terlihat kontras dengan bodi.

SPEK MODIF:
Pelek dpn-blkng : orsi; Ban dpn-blkng : IRC; Bordes : Yoshimura; Kaliper: orsi

Mio ’08 Nendra Galmod
Sama seperti kedua temannya ini Mio milik Nendra ini ini tidak ketinggalan engine stroke juga. “Kalo matic ceper, pakai sistem mesin maju lebih pas” seru cowok gaul dari Bojonegoro. Engine stroke si Nendra ini digabungkan dengan pelek mothai ber-ring 17 menggantikan pelek orsi ring 14.

Mencomot pelek almu dari TDR model oval, tipe ini sering jadi favorit modif lover selain model U shape. Gaya mothai terlihat pas dengan karet ceking swallow, Nendra pengin terlihat beda engine stroke ban ala mothai. Kalo sekilas terlihat Mio milik Nendra tidak terlalu ceper, cuman ngejar tampilan mesin maju.

Mesin nggak dioprak sama sekali daleman hanya knalpot tipe free flow handmade. Diberi semprotan biru dari danagloss, panduan putih dan biar awet dilapisi clear sebanyak 3 kali awet selama setahun.

SPEK MODIF :
Pelek dpn-blkng : TDR oval 140x17 ; Ban dpn-blkng : Swallow; Knalpot: Free flow; Jok : Bride
Cat : Danagloss; Clear : Danagloss