Full Taste... Dua kata itulah yang bisa diucap saat pelototi sosok Yamaha Vixion keluaran tahun 2009 bergaya fighter hasil garapan Scumb Rotted Blood Solo ini. Tak perlu pernik limbah moge yang identik dengan cost yang mahal, Djarot sang punggawa
dari rumah modif yang berlokasi di Trowangsan RT07/I, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Solo ini pun kreasikan berbagai perangkat handmade agar hasil akhir dari kuda besi milik Agus Widodo ini makin mantap ditunggangi. | dnr
dari rumah modif yang berlokasi di Trowangsan RT07/I, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Solo ini pun kreasikan berbagai perangkat handmade agar hasil akhir dari kuda besi milik Agus Widodo ini makin mantap ditunggangi. | dnr
KAKI-KAKI
Salah satu solusi tepat untuk me-make over kaki depan biar terlihat gambot cukup dengan menebus selonjor sokbeker depan Yamaha Byson. Menuju ke dua sektor T atas dan bawah, modifikator berambut gondrong ini pun aplikasi plat besi custom agar selaras dengan karakter gahar sosok fighter.
Paling ekstrim di kaki belakang dimana doi cukup bermodalkan pipa tubular seamless berdiameter 3/4" yang dirangkai sedemikian rupa guna menjadi swingarm. "Selain estetika aku juga hitung kekuatan dan kenyamannya", bilang Djarot. "Yang jelas untuk kuda besi gede kayak gini untuk jarak sumbu roda juga aku atur menjadi 180 cm, kira-kira lebih panjang 20 cm dari orsi pabrikan," imbuhnya.
BODY WORKMasuk ke sektor body work, permainan handmade dengan bahan plat galvanis 0,7 mm dimulai dari sektor tangki yang sengaja dibikin penuh dengan kontur lekukan. Gaya 'wide body' pada tangki ini lantas diharmonisasikan dengan delta box original yang juga ikutan diperlebar.
Meski adopsi gaya fighter, sektor buritan masih dibikin double seater. "Yang punya masih demen dengan gaya fighter klasik dengan boncenger," kekeh Djarot. Spatbor custom di belakang ini juga mengacu pada referensi moge Eropa yang kebanyakan posisinya cenderung 'extended' ke belakang.
Demikian juga pada spatbor depan karakter lekukan tribal kuat kentara di sektor ini. Aksen 3D dengan 'jeglokan' diatasnya membawa aura seni tersendiri. Seperti juga pada headlamp berkarakter robot ala transformer yang di kedua matanya dijejali dengan dua biji foglamp mobil.
ASESORISTak terlalu ribet dalam mengusung asesoris. Bergaya minim semi outlaw menjadi dasar pernik asesorisnya. Istilah outlaw disini dapat dilihat pada detail baut L yang tertanam pada T stang atas dan bawah yang sengaja dibikin nongol alias diluar pakemnya. Tak hanya disitu, riser stang handmade juga tak lumrahnya dipasang dengan menghadap ke depan. Namun demikian unsur safety riding tetap utama dimana memasang sepasang spion Rizoma yang ditempel pada dua ujung stang.
SPEK MODIF:SOKBEKER DPN: Yamaha Byson, CAKRAM DPN: Nissin, CAKRAM BLK: Yamaha RX King, SWINGARM: Handmade Pipa 3/4", PELEK DPN/BLK: Power 3.00-17 / 4.50-17, BAN DPN: Swallow 120/70-17, BAN BLK: Battlax 160/60-17, BODY WORK: Handmade Galvanis 0,7 mm, STANG: Handmade Pipa 3/4", SPION: Rizoma, HANDLE REM: Ymax, CAT/CLEAR: Blinken, MODIFIKATOR: Scumb Rotted Blood. Trowangsan RT07/I, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Solo (0838 6640 8328 / 0271-207 9208)
Salah satu solusi tepat untuk me-make over kaki depan biar terlihat gambot cukup dengan menebus selonjor sokbeker depan Yamaha Byson. Menuju ke dua sektor T atas dan bawah, modifikator berambut gondrong ini pun aplikasi plat besi custom agar selaras dengan karakter gahar sosok fighter.
Paling ekstrim di kaki belakang dimana doi cukup bermodalkan pipa tubular seamless berdiameter 3/4" yang dirangkai sedemikian rupa guna menjadi swingarm. "Selain estetika aku juga hitung kekuatan dan kenyamannya", bilang Djarot. "Yang jelas untuk kuda besi gede kayak gini untuk jarak sumbu roda juga aku atur menjadi 180 cm, kira-kira lebih panjang 20 cm dari orsi pabrikan," imbuhnya.
BODY WORKMasuk ke sektor body work, permainan handmade dengan bahan plat galvanis 0,7 mm dimulai dari sektor tangki yang sengaja dibikin penuh dengan kontur lekukan. Gaya 'wide body' pada tangki ini lantas diharmonisasikan dengan delta box original yang juga ikutan diperlebar.
Meski adopsi gaya fighter, sektor buritan masih dibikin double seater. "Yang punya masih demen dengan gaya fighter klasik dengan boncenger," kekeh Djarot. Spatbor custom di belakang ini juga mengacu pada referensi moge Eropa yang kebanyakan posisinya cenderung 'extended' ke belakang.
Demikian juga pada spatbor depan karakter lekukan tribal kuat kentara di sektor ini. Aksen 3D dengan 'jeglokan' diatasnya membawa aura seni tersendiri. Seperti juga pada headlamp berkarakter robot ala transformer yang di kedua matanya dijejali dengan dua biji foglamp mobil.
ASESORISTak terlalu ribet dalam mengusung asesoris. Bergaya minim semi outlaw menjadi dasar pernik asesorisnya. Istilah outlaw disini dapat dilihat pada detail baut L yang tertanam pada T stang atas dan bawah yang sengaja dibikin nongol alias diluar pakemnya. Tak hanya disitu, riser stang handmade juga tak lumrahnya dipasang dengan menghadap ke depan. Namun demikian unsur safety riding tetap utama dimana memasang sepasang spion Rizoma yang ditempel pada dua ujung stang.
SPEK MODIF:SOKBEKER DPN: Yamaha Byson, CAKRAM DPN: Nissin, CAKRAM BLK: Yamaha RX King, SWINGARM: Handmade Pipa 3/4", PELEK DPN/BLK: Power 3.00-17 / 4.50-17, BAN DPN: Swallow 120/70-17, BAN BLK: Battlax 160/60-17, BODY WORK: Handmade Galvanis 0,7 mm, STANG: Handmade Pipa 3/4", SPION: Rizoma, HANDLE REM: Ymax, CAT/CLEAR: Blinken, MODIFIKATOR: Scumb Rotted Blood. Trowangsan RT07/I, Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Solo (0838 6640 8328 / 0271-207 9208)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar